
Badung, 7 Februari 2025. Unit Kegiatan Mahasiswa Tari Mandala, Institut Teknologi dan Kesehatan Bintang Persada menyelenggarakan Kegiatan perlombaan persiapan hari raya saraswati 2025 pada hari jumat, 7 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan gotong royong (ngayah) dalam menyambut Hari Raya Saraswati pada 8 Februari 2025.
Bertempat di Aula Gedung II Institut Teknologi dan Kesehatan Bintang Persada. Kegiatan diikuti oleh mahasiswa, dosen, dan staf Institut Teknologi dan Kesehatan Bintang Persada yang berperan sebagai peserta dan juri. Beberapa perlombaan yang turut mengisi acara ini diantaranya adalah:
- Lomba Lamak dan Sampian Gantung
- Lomba Gebogan
- Lomba Pejati


Selain untuk menambah kreativitas dan keterampilan mahasiswa gebogan dan pejati yang telah dibuat akan dihaturkan pada perayaan Hari Raya Saraswati serta lamak dan sampian gantung untuk menghias kawasan Pura di tiap Gedung.
Hari suci ini jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku Watugunung. Pada hari itu umat Hindu merayakan hari yang sakral. Persembahyangan dilakukan untuk memuja dan menunjukkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati. Beliau disimbolkan sebagai seorang dewi yang duduk diatas teratai dengan berwahanakan seekor angsa atau merak, berlengan empat dengan membawa gitar/veena dan ganatri dikedua tangan kanan, tangan kiri membawa pustaka dan tangan kiri lainnya ikut memainkan gitar/veena atau bermudra memberkahi. Berkat anugerah Dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan. Acara persembahyangan ditutup dengan pembagian tirta atau air suci untuk kita haturkan dibuku-buku yang kita miliki agar terus diturunkan ilmu pengetahuan seluas samudra.
A. Lomba Gebogan
Lomba gebogan ini diikuti oleh oleh mahasiswa dari berbagai program studi, mulai dari:
- D3 Farmasi angkatan 2022, 2023, dan 2024
- S1 Farmasi angkatan 2022, 2023, dan 2024
- S1 Keperawatan Angkatan 2022, 2023, dan 2024

Dokumentasi: Proses pembuatan gebogan
Dalam perlombaan gebogan ini, setiap tim menunjukan ketrampilan membuat gebogan dengan kreatifitas menyusun buah serta menghias mengunakan bunga, beberapa tim mengunakan buah-buahan lokal sebagai pelengkap gebogan yang bibuat, setaip tim dibebaskan untuk berkreasi, kerjasama tim sangat penting dalam pelaksanaan lomba yangh berlangsung pada pukul 10.00-12.00.
Pada 8 Februari 2025 gebogan yang sudah dibuat akan dihaturkan dan hasil persembahan atau yang kerap disebut lungsuran oleh masyarakat Bali dapat dinikmati oleh seluruh civitas akademika. Lomba pejati juga akan diadakan sebagai persembahan. Hal ini merupakan wujud rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Catur Loka Phala.
B. Lomba Lamak dan Sampian Gantung

Dokumentasi: proses pembuatan lamak dan sampian gantung
Dalam lomba ini, setiap tim yang terdiri dari 2 anggota yang akan mebuat lamak dan sepasang sampian gantung yang terbuat dari janur dan daun ron, kreteria lamak yang dibuat adalah sekereatif mungkin dengan panjang maksimal 50 cm dan hiasan yang dibebaskan. Selama proses pembuatan, tim berbagi tugas dan berkerja sama dalam membuat lamak dan sampian gantung. Setelah selesai dibuat, lamak dan sampian gantung akan digunakan sebgai pelengkap upacara dan prasarana kegiatan Hari Raya Saraswati. Lamak memiliki simbol Tri Bhuana, yaitu tiga alam: Bhur, Bwah, dan Swah.
C. Lomba Pejati

Dokumentasi: proses pembuatan banten pejati
Dalam lomba pejati, setiap tim terdiri dari 4 orang angota, setiap dim diwajibkan membuat peras, sodan, daksina,dan tipat kelan secara lengkap. setiap tim diwajibkan membawa pralatan seperti janur, buah, dan bunga dari rumah. Semua proses pembuatan mulai dari merangkai janur hingga menyusun buah dan bunga dilakukan di kampus. Dalam kegiatan ini, kerja sama tim dan pembagian tugas sangat diperlukan agar semua dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Semua kegiatan ini akan dilaksanakan dengan didasari ketulusan. Banten yang selesai dibuat akan dinilai, dan pada tangal 8 Februari 2025 akan dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai bentuk rasa syukur, terima kasih dan pemujaan kepada Dewi Saraswati.
D. Pembuatan Penjor

Dokumentasi: pembuatan penjor
Pembuatan penjor dilakukan oleh mahasiswa laki laki, dengan bergotong royong bersama dosen, kegiatan ini didasari ketulusan dan disebut dengan ngayah. Penjor merupakan salah satu perlengkapan penting dalam upacara umat Hindu di Bali. Penjor memiliki makna sebagai simbol kekuatan Tuhan. Bambunya menyimbolkan gunung sebagai sumber keselamatan, kesejahteraan dan kemakmuran.
Dengan suksesnya kegiatan ini, diharapkan seluruh civitas akademika ITEKES Bintang Persada dapat meningkatkan semangat gotong royong, melestarikan tradisi dan budaya Bali, serta merayakan Hari Raya Saraswati dengan penuh khidmat. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Created by :
Penyusun Berita : Gusti Ayu Viona Sukma Dewi
Tim Dokumentasi :
1. Ni Kadek Kintania Jenisca Putri
2. Alpiana
3. Ni putu Mita Septiari Dewi
4. Putu Dewi Amelia Putry